![]() |
Hasil pembuatan pentol warga Dusun Setyo. (Foto;Altin Mutiara Sari) |
Line News Today - (Mojokerto) - Bagi warga Dusun Setoyo, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto hampir seluruh masyarakatnya menjadi produsen pembuat pentol, salah satunya seperti yang dilakukan Titik Ernawati yang telah memiliki keahlian membuat pentol lebih dari 10 tahun, bahkan ia bisa membuat pentol setiap hari layaknya menanak nasi. “Pentol disini udah seperti makanan khas kalo lebaran” ujar wanita bersuia 41 tahun ini, Jumat (22/06/2020).
Membuat pentol sudah menjadi kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh Warga Dusun Setoyo. Hampir setiap Warganya bisa membuat pentol, bahkan jika Hari Raya tiba dapat dipastikan pada setiap rumah ditemui pentol untuk dihidangkan.
Rupanya membuat pentol tidak semata-mata menjadi kegiatan untuk mengisi waktu luang. Pasalnya di Dusun Setoyo kegiatan ini dapat dijadikan sebagai profesi yang mempunyai penghailan yang cukup menggiurkan.
“Kalo di Dusun Setoyo ada sekitar 10 orang,” ungkap Titik pasca ditanya banyaknya produsen pentol. Walaupun begitu pembuatan pentol di Dusun Setoyo masih berbasis home industri.
Menjamurnya keahlian ini dikarenakan adanya saling berbagi ilmu antara warga sekitar.Titik Ernawati atau yang akrab disapa Ibu Titik ini , mengatakan bahwa keahlian ini didapatnya secara Otodidak. Berawal dari niatnya untuk memanfaatkan sisa daging yang menempel pada kulit sapi dari usaha penggilingan daging yang dikelola suaminya.
Produsen pentol lainnya, Lilik Mashiroh (39) mengaku mendapatkan keahlian ini dari mertuanya “kami (anak serta menantunya) diwarisi resep serta cara membuatnya dari mertua saya”, ujar Ibu 2 anak ini.
Lilik Masfiroh mampu membuat 3000 pentol setiap harinya. Pentol miliknya dibandrol mulai dari Rp. 18.000 per 50 biji. Menurutnya pentol bautannya mempuyai cita8 rasa yang mampu bersaing dengan pentol dari daerah lain.
Pentol yang terbuat dari campuran daging ayam dan daging sapi ini diminati pembeli bukan hanya dari wilayah Mojokerto saja tetapi sampai ke luar kota, bahkan luar Pulau “Sidoarjo, Gersik, Surabaya, paling jauh orang palembang," pungkas Lilik.*(Altin Mutiara Sari)