Budidaya Bonsai Kelapa Mulai Digemari di Mojokerto - Line News Today

Sabtu, 04 Juli 2020

Budidaya Bonsai Kelapa Mulai Digemari di Mojokerto


Budidaya Bonsai Kelapa Milik Ricky Septian Warga Desa Penompo Mojokerto

LineNewsToday(Mojokerto): Bonsai kelapa mulai dicari masyarakat Mojokerto di tengah pandemi Covid-19. Ini seperti yang dirasakan salah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Ricky Septian (40) yang mengembangkan budidaya bonsai kelapa dengan omset antara Rp5 juta sampai Rp8 juta per bulan. 

Kelapa dengan jenis wulung, janur dan hijau tersebut didatangkan dari Nusa Kambangan, Cilacap dan untuk kelapa mini dan tanggung dari Malang Selatan. Dibantu enam orang karyawan, ia mengaku cukup kewalahan memenuhi pesanan bonsai kelapa lantaran digemari masyarakat. 

Meski dalam satu minggu sekali, kelapa-kelapa dengan jumlah 500 buah tersebut datang, namun untuk menjadikan bonsai kelapa memakan waktu cukup lama. Cara pembuatannya sendiri, harus memilih kelapa yang bagus yakni tua dan ada air kelapa di dalamnya. 

Karena jika ada air, 99 persen akan tumbuh tapi kalau tidak ada air maka akan mati. Untuk membuat bonsai kelapa yang dipilih adalah kelapa mini karena jika kelapa besar maka hasilnya kurang bagus. Selain itu, kelapa yang dibuat bonsai adalah kepala yang sudah tua dan muncul tunas. 

Jika tunas belum muncul maka bisa dipanaskan di bawah sinar matahari, pagi dan sore hari. Setelah muncul tunas maka bisa dilihat dari alur akarnya, jika alur akarnya bagus maka bisa dibuat bonsai original yakni sabut kelapa tidak dikupas. Namun jika tidak bagus maka dibuat bonsai dengan cara membuang sabut kelapanya hingga bersih.

Budidaya Bonsai Kelapa di Mojokerto
Untuk pembuatan bonsai kelapa dengan cara membuang sabut kelapa, setelah sabut dibuat dengan cara dikupas dan diserut kemudian digosok untuk melihat alur alaminya batok kelapa. Kemudian dipernis agar terlihat lebih jelas dan bagus, setelah itu digunakan media air agar tunas tumbuh. 

Yakni dengan cara memanfaatkan botol air mineral yang dipotong dan diisi air. Kemudian kelapa di taruh atasnya dengan posisi akar di bawah dan tunas menghadap ke atas yang kemudian diberi sumbu, bisa dari kain kaos karena bisa meresapkan air ke dekat dahan dan kelapa. Air tidak perlu diganti, air kotor bagus yang penting tidak ada jentik nyamuk. 

Dengan media air tersebut merupakan masih dalam tahap pembentukan yang bisa memakan waktu tiga bulan. Dalam waktu tiga bukan tersebut akan terlihat tunas dan akarnya arahnya ke mana. Dari media air kemudian bisa dilanjutkan ke media baru karang dan tanah. Pada proses ini bisa memakan waktu empat sampai lima bulan.

Tergantung media dan sari-sari makanan yang ada di dalam batok. Kelapa ini bisa dibentuk seperti adanya, mau di pernis atau di cat seperti yang diharapkan. Untuk perawatannya setelah tumbuh tunas, ada tunas yang perlu dikupas dengan model sayat mawar yang dilakukan setiap satu minggu sekali sampai muncul batang.

Setelah itu baru dipindah ke media tanah dan diberikan pupuk kompos, namun saat dipindah ke media tanah sebelumnya akar ditimbun agar kuat. Setelah akar kuat maka baru diangkat. Semua sama prosesnya baik original yakni masih ada sabut dan dikupas sabutnya, tapi selama itu tidak boleh kena sinar matahari. 

Bisa dijemur di bawah sinar matahari tapi antara pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB dan ditemukan cukup satu jam saja karena kalau lama, panas dan akan pecah. Bonsai kelapa bisa hidup sampai ratusan tahun. Jika ada yang mati, itu karena hama, media atau pupuk yang diberikan tidak alami. 

Proses Pembuatan Bonsai Kelapa
Yakni bisa menggunakan pupuk kompas dari kencing kambing, sapi dan kelinci, namun ada takarannya. Yakni 100 ml pupuk alami dicampur dengan air sebanyak 1 liter. Pupuk ini akan menghasilkan akar keras dan kuat. Meski didatangkan jauh, namun di daerah pengunungan dan pesisir masih banyak. 

"Ada yang pesen banyak tapi belum bisa menyediakan karena masih kecil sehingga saya menjanjikan empat sampai lima bulan lagi. Selama ini pesanan rata-rata bonsai yang belum jadi, berupa tunas, kelapa, batok sama batok minion yang sudah dipelitur," ungkapnya, Sabtu (4/7/2020). 

Harga yang ditawarkan, untuk tunas dari kelapa batok besar Rp15 ribu, batok kecil Rp35 ribu. Batok minion antara Rp25 ribu sampai Rp40 ribu. Sementara yang sudah jadi bonsai mulai Rp350 ribu sampai Rp1,5 juta tergantung akarnya. Selain Mojokerto, pemesan juga datang dari luar Mojokerto seperti Malang, Gresik, sejumlah daerah di Jawa Tengah hingga Bandung, Jawa Barat.*(Ning).

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda