LN News Today (Mojokerto) – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BKMG) Juanda telah mengeluarkan siaran pers terkait efek La Nina Moderat. Mendindaklanjuti hal ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto meminta masyarakat untuk tetap siaga.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengatakan, dampak La Nina Moderat ini mengakibatkan peningkatan curah hujan serta berdampak bencana Hidrometrologi.
“Merujuk siaran pers yang kami dapat, dampak La Nina Moderat ini akan terjadi pada bulan Oktober-November 2020. Awan hujan meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya,” ujar Zaini, Senin (2/11).
Zaini mengimbau, bencana pancaroba pun harus diwaspadai. Seperti angin puting beliung yang ditambah dengan lingkungan tak terawat. Sehingga masyarakat dihimbau waspada, ini lantaran beberapa wilayah Kabupaten Mojokerto dengan topografi pengunungan yang rawan terhadap bencana longsor dan banjir bandang.
"Seperti Kecamatan Trawas, Pacet, Gondang, Jatirejo dan Ngoro. Selama musim kemarau 2020, di Kabupaten Mojokerto terjadi kebakaran hutan dan lahan seluas 123,5 hektar sehingga berpotensi bencana banjir dan longsor saat musim hujan karena terbakarnya vegetasi hutan menyebabkan akar pohon tidak cukup kuat menahan curah hujan," jelasnya.
Zaini menerangkan, pohon yang sudah tua juga berpotensi tumbang ketika diterjang angin. Sementara sungai yang ditumbuhi semak atau ditimbun sampah pada saat kemarau berpotensi meluap dan menimbulkan bencana banjir saat musim hujan. Sehingga masyarakat di Kabupaten Mojokerto dihimbau untuk waspada.
"Melalui Surat Himbauan, Bupati Mojokerto menghimbau kepada OPD/Instansi terkait/Camat dan seluruh masyarakat Kabupaten Mojokerto untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim penghujan. Koordinasi, melakukan mitigasi, jika terjadi hujan selama 2-3 jam tanpa henti yang berada di daerah rawan agar waspada," pungkasnya. (Ning/Jne).