![]() |
Jenazah perawat di Jawa Timur yang terpapar Covid-19 hendak dimakamkan |
LN News Today (Surabaya) – Kasus kematian perawat di Jawa Timur akibat terpapar Covid-19 terus terjadi. Bahkan, dalam lima hari terakhir ini, sedikitnya ada lima perawat yang gugur usai terpapar Covid-19. Faktor kelelahan dan kejenuhan dinilai menjadi penyebab para tenaga medis mudah terpapar Covid-19.
Kali ini seorang perawat di rumah sakit dr Soewandhi Surabaya, Dyah Prima Retnani gugur setelah positif corona. Dyah meninggal dunia Rabu pagi. Sudah seminggu ini Dyah menjalani perawatan di ruang isolasi khusus.
Dalam lima hari terakhir ini, ada lima perawat di Jawa Timur yang harus menjadi korban ganasnya virus corona. Sebelumnya, Sri Hastutik yang merupakan perawat di Puskesmas Ngawi meninggal dunia pada Sabtu lalu. Disusul sehari kemudian, yakni Martenaya Porba yang merupakan perawat RSUD dr Darsono Pacitan.
![]() |
Ambulans saat membawa jenazah perawat terpapar Covid-19 |
Bahkan pada hari Senin kemarin, dua perawat meninggal akibat Covid-19, yaitu Pujianto asal rumah sakit TNI Angkatan Laut dr Ramlan Surabaya dan perawat Devy Marthasari asal rumah sakit Bina Sehat Jember.
Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur, Nursalam mengatakan, case rate kematian perawat di Indonesia sudah mencapai 18 persen. “Angka ini jauh di atas batas case rate dari WHO sebesar 5 persen. Sementara faktor kelelahan dan kejenuhan menjadi penyebab perawat tertular Covid-19,” tuturnya.
Kini total sudah ada 47 perawat di Jawa Timur yang meninggal dunia setelah terpapar Covid-19. Sementara itu, jumlah perawat di Jawa Timur yang positif Covid-19 selama masa pandemi ini mencapai 1.721 orang. Dari ribuan perawat yang terpapar corona ini, 20 persennya masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri. (Amdil/Jne).