![]() |
Gerai Ibros Store di Surabaya |
LN News Today(Surabaya) - Bertahan berwirausaha di masa Pandemi Covid-19, memang tidaklah mudah. Dampak luar biasa dimana banyak perusahaan maupun pelaku usaha yang menutup lini usahanya dan memberhentikan karyawannya.
Namun dengan semangat bertahan hidup disertai prinsip yang kuat, menjadi kunci agar tetap dapat berbisnis dan berkembang di situasi yang serba sulit. Itulah yang menjadi pola pikir Randy Permana.
Pemuda asal Surabaya ini berhasil membuka lini bisnis barunya di masa pandemi Covid-19, meski sempat jatuh bangun dan mengalami kerugian ratusan juta rupiah akibat wabah virus yang melanda Indonesia pada awal Maret 2020.
Randy menceritakan, sebelum pandemi Covid-19 melanda, dirinya berbisnis agen travel pada 6 tahun lalu yang melayani perjalanan wisata luar negeri dan domestik bahkan rombongan wisatawan yang ditanganinya juga cukup banyak, namun saat wabah virus corona menyerang Indonesia. Ia merugi sekitar 200 juta rupiah karena harus mengembalikan uang pelanggan dari menjual aset dan meminjam dari bank. Pasalnya, uang yang sudah diberikan pelanggannya dibayarkan kepada pihak travel.
"Untuk mengembalikan uang-uang dari peserta travel, saya terpaksa berhutang kepada Bank. ‘ tuturnya.
Dengan sikap yang bertanggungjawab dan amanh, maka pelanggan tidak merasa kecewa. Dan ketika ia mencoba menjual produk apapun kepada pelanggannya maka produknya terbeli karena telah terbangun kepercayaan atau Trust Building.
![]() |
Randy Permana, Pemilik Gerai Ibros Store |
"Dari situ mereka mengetahui jika saya amanah, saya bertanggung jawab dan ketika saya mencoba menjual apapun di saat pandemi. Mereka sangat mensupport sekali dengan trust building itu, karena percaya karena kita baik sama orang maka hasilnya orang itu akan baik dengan kita," ucapnya.
Setelah menutup agen travelnya, Randy mencoba mencari kesempatan usaha untuk bertahan hidup dan dia melihat peluang di awal pandei Covid-19 dengan menyediakan jasa penyemprotan disinfektan, namun tidak bertahan lama karena banyak kampung maupun perumahan melakukan semprotan disinfektan mandiri.
Kemudian dia beralih ke usaha kuliner khas NTT dengan membuka Sei Sapiku bersama teman lamanya. Alhasil kini dirinya memiliki puluhan gerai makanan di beberapa kota di Indonesia, dua diantaranya difungsikan sebagai dapur pusat yakni di Jakarta dan Surabaya.
Tak puas dengan hasl tersebut, Randy yang juga ingin membantu meringankan beban pemerintah dengan mengurangi angka pengangguran. Pemuda berusia 29 tahun tersebut melihat peluang lainnya yakni membuka gerai seluler Ibros untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran daring yang ditetapkan pemerintah sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Karena ketika membuka lini bisnis baru maka dapat menyerap tenaga kerja baru.
"Kita melihat apa sih yang lagi ramai dijual, apa sih market yang lagi tinggi, apa sih yang memang orang-orang banya diperlukan di era pandemi ini. Ya itu kita jualan seperti itu,"tegasnya.
Randy juga berpesan kepada masyarakat agar tak selalu mengeluh melainkan melihat peluang dari segala kondisi dan situasi. Namun ketika membuka usaha maka harus bisa dipercaya dan amanah serta menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).
"Jadi amati peluang yang ada saat ini kita coba untuk meniru, setelah meniru ini minimal sudah standar sudah sama baru kita modifikasi untuk lebih baik," tuturnya.*(Olala).