![]() |
Pembangunan rumah warga miskin di gondang |
LN News Today(Mojokerto) - Bripka Rohman Djauhari merasa iba dan kasihan dengan kondisi keluarga Abdul Ghoni, 29 Tahun warga Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Keluarga miskin ini tinggal bersama dengan istri dan dua anak serta kakaknya yang menderita gangguan jiwa.
Hati nurani Rohman tersentuh saat melihat rumah peninggalan orangtua Abdul Ghoni yang reyot dan berdinding sesek bambu.
Bahkan, rumah yang berukuran 4x8 meter persegi tak memiliki akses jalan ini juga tidak memiliki fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK).
Keluarga Ghoni rupanya terbilang kekurangan, tiap hari rela berjalan kaki 500 meter untuk mandi, dan buang hajat ke sungai yang tidak jauh dari rumahnya.
Anggota Polsek Gondang yang berpangkat Bripka mengetahui kondisi Ghoni, istri, dan kedua anaknya yang masih balita saat diinformasikan Suyit pemilik lahan tanaman porang, tempat Ghoni bekerja.
"Awalnya diberi tahu sama pemilik lahan porang, kalau ada pekerjanya yang memiliki hunian tak layak tinggal. Sehingga perlu bantuan dalam membangun rumah layak huni," Ujar Rohman, Jumat, 27 Februari 2021.
Dirinya pun menyisihkan sebagian gajinya dan menggalang dana spontan bersama sejumlah teman, kerabat, dan keluarganya dalam waktu sepekan lalu.
"Kita kumpulkan dalam waktu satu minggu, batu bata sudah ada di rumah saya langsung bisa diangkut. Ada yang kasih semen, pasir juga," imbuhnya.
Berkat jasa dan kebaikkan semua pihak, rumah layak huni akan dibangun dengan ukuran 8x14 meter persegi dalam waktu sepuluh hari ke depan.
Sebanyak 30 warga sekitar ikut serta dalam membantu proses pembuatan rumah secara sukarela selama tiga hari.
"Pondasinya dari batu kali, yang kerja dari hari ini sampai Minggu nanti warga sekitar secara sukarela. Seninnya baru kita pekerjakan tukang lengkap dengan kuli sampai selesai dibangun," bebernya.
Pemilik lahan Porang Suyit mengatakan, Ghoni baru tiga pekan bekerja di lahan porang miliknya. Dirinya mengetahui kondisi memprihatinkan pekerjanya tersebut, saat mengantarkan gajihnya dan melihat rumah ini hanya beralaskan tanah liat.
"Kerja di saya untuk merawat porang, waktu gajihan saya ke sini. Terus saya hubungi Pak Rohman, mantan babin sini. Beliau akhirnya mau bantu dan teman-teman," imbuhnya.
Suyit tak menampik, jika kondisi yang dilihatnya pertama kali saat tiba di kediaman Ghoni sangatlah memprihatinkan. Terbilang tidak layak pakai, bahkan dapur, ruang kamar tidur, dan ruang tamu tak ada sekat sama sekali.
"Loss begitu saja, gak ada bentuk kamar tidur, dapur, apalagi ruang tamu. Tidur juga hanya beralaskan tikar dan bekas banner," imbuhnya.
Abdul Ghoni atau biasa dipanggil Dul, tinggal bersama istrinya Desy Priastuti, 27 tahun dan dua anaknya. Yakni Dedy Febrian, 3 tahun dan Febby Indahmaulia, 1 tahun. Serta kakak lelakinya.
"Dari kecil saya gak tau orang tua laki-laki saya. Saya ndak sekolah sama sekali, kerjanya ya serabutan. Sekarang kerja di porang, alhamdulillah ini dibantu bikin rumah. Senang sekali," ucapnya lirih.
Pria yang hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp 65.000 ribu perhari dari bekerja di lahan porang milik Suyit tak mampu memperbaiki apalagi membangun rumah peninggalan keluarganya ini.
Lantaran, untuk kehidupan sehari-hari saja tak mencukupi."Buat makan saja sulit, ini kerja di porang juga baru".ungkap Dul
Dengan dibangun rumahnya abdul ghoni berterima kasih kepada warga dan pihak yang membantu. Utamanya kepada Pak Rohman Djauhari anggota Polsek Gondang yang menginisiasi Pembangunan rumah saya.
"semoga warga semua yang membantu diberi imbalan setimpal dari Yang Maha Kuasa". Pungkas Ghoni.*(Din/ning).