![]() |
Pembuatan bedug di sentra pembuatan bedug ‘Langgeng’ di Desa Kedungsari, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto |
LN News Today(Mojokerto) - Bulan suci ramadhan menjadi berkah untuk Budi Nurcahyo, pengrajin bedug asal Desa Kedungsari, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Bagaimana tidak, meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19, namun jumlah pesanan yang ia kerja meningkat tiga kali lipat.
Budi mulai usahanya sejak tahun 2009 lalu, saat ia bekerja keluar dari pekerjaannya sebagai tukang mebel. Di sentra pembuatan bedug ‘Langgeng’, Budi dibantu oleh enam pekerja untuk melayani pesanan pembuatan bedug dari seluruh daerah di Jawa Timur hingga luar pulau.
Untuk harga tergantung bentuk ukuran, namun yang banyak dipesan mulai harga Rp20 juta sama Rp30 juta. Meski usahanya berkembang, namun Budi mengaku tidak memiliki cita-cita sebagai pengusaha kerajinan bedug. Namun kini iapun sudah menikmati hasilnya.
"Alhamdulillah tahun ini, lancar sekali banyak juga pesanan. Alhamdulillah ada peningkatan, sampai tiga kali lipat dari bulan puasa tahun lalu. Ukuran yang paling laku sedang dan besar. Mulai diameter 80 cm dan 1,5 meter, harga cenderung laku Rp20 juta sampai Rp30 juta," ungkapnya, Jumat (30/4/2021).
Masih kata Budi, meski masih pandemi tapi dibanding dari tahun lalu kondisi saat ini sudah normal lagi. Karyawan sudah bisa kerja dan aktivitas sudah normal kembali. Bedug buatan Budi diambil dari bahan kayu jati dan kulit sapi betina. Menurutnya, kulit dari sapi betina memiliki serat lebih kuat dan awet.
"Sehingga bedug akan tahan lama. Kulit sapi betina saya peroleh dari pemasok kulit sapi di Jombang. Satu beduk, waktu yang dibutuhkan antara dua pekan hingga satu bulan. Tergantung ukuran, semakin kecil ukurannya maka semakin cepat waktu penyelesaian. Untuk ukuran kecil, diameternya 40 cm," katanya.
Menurutnya, yang lama yakni waktu pengeringan. Untuk satu kayu bahan baku bedug yakni antara lima sampai delapan bulan, tujuannya agar kayu benar-benar kering dan mampu mengeluarkan suara yang bening, lembut dan merdu. Bedug dengan kualitas kayu yang baik dan pembuatan yang tepat bisa bertahan sampai 30 tahun.
"Untuk harga bervariasi tergantung ukuran, antara Rp9 juta sampai Rp150 juta. Harga tersebut sudah termasuk satu paket, yakni beduk dan kentung (pukulan). Mungkin ada kemiripan dengan pengrajin lain (bedug buatannya). Namun kita punya ciri khas, kalau ukir kita punya ukir khas Mojokerto," ujarnya.
Budi menambahkan, untuk tahapan pembuatan bedug dimulai dengan membuat kerangka yang dipasang kayu supaya jadi bedug. Setelah menjadi kerangka kemudian dikeringkan dengan cara di oven dan dipasang kulit. Untuk finishing dengan memberikan ukiran khas Mojokerto.*(Ning).