Kades Cantik Jadi Sosok Inspiratif Kartini Masa Kini Bagi Warga Desa Bicak - Line News Today

Rabu, 21 April 2021

Kades Cantik Jadi Sosok Inspiratif Kartini Masa Kini Bagi Warga Desa Bicak

 

Kepala Desa Bicak, Yunita Dwi Ratnasari

LN News Today(Mojokerto) - Yunita Dwi Ratnasari, perempuan kelahiran Jember, 7 Juni 1992 ini terpilih menjadi Kepala Desa (Kades) Bicak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang digelar pada, 23 Oktober 2019 lalu. Ia merupakan Kades perempuan termuda dan single. 

"Dengan status single, saya lebih banyak waktu untuk melayani masyarakat. Karena untuk menjadi Kepala Desa, kita harus mengabdikan sepenuhnya waktu kita untuk masyarakat sehingga saya tidak kesulitan membagi waktu untuk masyarakat," ungkapnya, Rabu (21/4/2021). 

Masih kata anak pertama pasangan, Sugiat (56) dan Katinem (56), ia kerap kali mendapatkan pertanyaan terkait kapan akan menikah. Meski pertanyaan tersebut diulang terus dan membuat risih, namun lulusan Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Komunikasi tahun 2014 ini menanggapi santai. 

"Banyak yang tanya. 'Kapan nikah? Kapan nikah?, Kalau pertanyaan itu diulang terus juga akan risih tapi saya menyikapi dengan santai karena jodoh sudah ada yang ngatur. Sebelumnya tidak ada kepikiran sama sekali untuk menjadi Kepala Desa. Namun karena permintaan sang ayah dan dukungan masyarakat, akhirnya saya mendaftar," katanya.

Yunita Dwi Ratnasari, Kades Bicak


Jabatan Kades merupakan cita-cita sang ayah setelah pensiun dari TNI dan kembali ke Mojokerto pada tahun 2017 lalu. Namun karena Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang mengatur usia dan pendidikan, sang ayah memutuskan tidak mencalonkan diri. 

"Iya ada grade usia dan pendidikan, semakin muda dan pendidikan tinggi ada nilai lebih. Waktu itu, bapak saya usia 50 lebih dan pendidikan SMA otomatis akan tergeser dengan calon lain sehingga saya yang diminta mencalonkan. Karena saya dianggap lebih mudah, adik saya cowok tapi masih SMK," urainya. 

Meski bukan warga asli Bicak, membuat perempuan yang hobby nonton bola ini cukup mudah meraih simpati warga. Terbukti saat mencalonkan diri dalam Pilkades serentak 2019 lalu, dari lima calon ia mendapatkan suara terbanyak. Bahkan selisih suara dengan rivalnya sampai 500 suara. 

"Saya lahir di Jember, besar di Banyuwangi, SMA di Kota Mojokerto, kuliah di Malang dan baru jadi warga Bicak saat mau Pilkades kemarin. Jadi warga sini waktu mau menjadi Kepala Desa pindah ke sini, tahun 2017. Memang bapak pensiun dari TNI tahun 2017 niatnya pulang karena lama di kota orang dan rumah tidak ada yang nempati," katanya. 

Menurutnya, bursa Pilkades serentak 2017 lalu, merupakan pertarungan anak dan anak. Ini lantaran, sang rival yang juga perempuan anak dari Kades sebelumnya dua periode. Meski tidak mengenal masyarakat Desa Bicak, dua bulan sebelum pendaftaran ia manfaatkan untuk menyapa masyarakat dan mengenalkan programnya. 


"Dua bulan sebelum pendaftaran, saya diminta pulang oleh bapak saya karena saya kan kerja di BFI Finance Malang. Saya nangis, saya tidak mau kenapa harus menjadi Kepala Desa. Saya cari kerja di luar saja tapi banyak warga yang datang ke rumah minta bapak mencalonkan, kalau bukan bapak, saya saja. Siapa lagi yang nyalon, minta warga," tuturnya. 

Dengan berbagai pertimbangan dan masyarakat juga banyak yang meminta karena ingin perubahan sehingga ia pun mencalonkan diri. Dari 3.800 suara warga, iapun menang dengan perolehan suara sebanyak 1.800 suara atau selisih 500 suara dari rivalnya. Iapun mengaku sosok RA Kartini benar-benar menjadi pamutan baginya. 

"Sosok Ibu Kartini merupakan pahlawan wanita yang sangat luar biasa yang perlu kita jadikan panutan. Apalagi wanita-wanita milineal seusia saya, RA Kartini wajib kita idolakan. Karena melalui beliaulah muncul emansipasi wanita, mungkin pengabdian yang kita bisa lakukan tidak sama dengan dulu," ucapnya. 

Yakni wanita tidak hanya bisa membaca, menulis tapi lebih dari itu, wanita masa kini harus bisa berkontribusi positif terutama saat ini kaitan dengan ekonomi. Apalagi di tengah pandemi Covid-19. Untuk mempresentasikan seorang RA Kartini dalam kehidupan sehari-hari, menurutnya, ia selalu menanamkan emak-emak Desa Bicak untuk meneruskan perjuangan RA Kartini. 

"Apa yang bisa saya ambil dari RA Kartini, yakni saya harus bisa menjadi wanita yang tangguh dalam segala situasi. Contohnya, saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, saya selalu menghimbau kepada ibu-ibu di Desa Bicak untuk merepresentasikan sosok RA Kartini di kehidupan sehari-hari," tegasnya. 

Di tengah pandemi Covid-19, sosok perempuan-perempuan tangguh sangat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian mandiri keluar melalui ketahanan pangan. Tahun 2021, Yunita menggalakan perkarangan pangan lestari dengan tujuannya untuk meningkatkan perekonomian keluarga di Desa Bicak sehingga secara mandiri bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.*(Ning). 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda