Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan di Klinterejo Temukan Batu Astadikpalaka - Line News Today

Sabtu, 02 Oktober 2021

Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan di Klinterejo Temukan Batu Astadikpalaka

Batu astadikpalaka yang ditemukan di Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. 

LN News Today(Mojokerto) - Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto tahap empat berhasil menemukan batu astadikpalaka yang menjadi bukti kuat bangunan kuno tersebut merupakan tempat suci jaman Kerajaan Majapahit. Ekskavasi yang dimulai 27 September hingga 22 Oktober 2021 mendatang.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Pahadi mengatakan, sejauh ini tim ekskavasi telah menemukan tujuh dari delapan batu astadikpalaka. "Yaitu di sisi timur, tenggara, selatan, barat daya, barat laut, utara dan timur laut. Satu batu relief kemungkinan ada di sisi barat," ungkapnya, Sabtu (2/10/2021)

Batu berelief pada kaki candi yang dipasang sesuai delapan arah mata angin tersebut, pada permukaan masing-masing batu astadikpalaka terdapat ukiran simbol dewa penjaga delapan mata angin dalam kepercayaan Hindu. Dari beberapa kajian bangunan suci pada masa klasik, jika terdapat batu astadikpalaka maka bangunan tersebut bisa diyakini sebagai bangunan suci untuk proses pemujaan. 

"Mengacu pada angka tahun yang ada di situs, diprediksi Bhre Kahuripan dibangun pada masa Tribuana Tungga Dewi. Di Yoni dituliskan tahun 1294 Saka atau 1371 Masehi. Kalau ditarik ke masa pemerintahan Majapahit saat itu, yaitu pada masa Tribuana Tungga Dewi, raja ketiga Majapahit. Kita masih akan meneliti lebih lanjut relief pada setiap batu," katanya.

Hasil penggalian situs pada tahun lalu itu turut menyumbang temuan baru pada struktur situs yang juga disebut Watu Ombo itu. Yakni struktur situs yang bervariasi. Salah satunya struktur situs yang didapati di tengah situs yang berukuran 14 meter persegi. Di setiap struktur itu terdapat relief astadikpalaka dan terdapat di setiap sudut struktur dan di tengah-tengahnya. 


"Jadi ada di empat sudut dan di antara setiap sudut itu ada lagi di bagian tangga tapi masih belum kita gali. Temuan relief astadikpala erat kaitannya dengan bangunan suci pada masa klasik. Adanya relief tersebut menguak fungsi dari situs Bhre Kahuripan yang merupakan bangunan suci untuk pemujaan. Kuat dugaan Bhre Kahuripan merupakan candi untuk pemujaan pada masa Ratu Tribuana Tungga Dewi," jelasnya. 

Tim masih melakukan kajian terkait Bhre Kahuripan merupakan pemujaan untuk siapa, namun beberapa menyebutkan situs tersebut tempat pemujaan ketika raja sudah wafat 12 tahun setelahnya. Situs purbakala ini terletak di tengah persawahan Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto seluas 14x14 meter persegi yang terbuat dari susunan potongan batu andesit. 

Jalan masuknya berupa tangga batu di sisi barat yang berundak menuju ke puncak candi. Terdapat batu yoni berdimensi 191x184x121 cm di puncak dan di permukaan barat terdapat ukiran angka tahun 1294 Saka atau 1372 Masehi. Angka tahun yang menggunakan aksara Jawa Kuno diyakini sebagai waktu pembuatan. Yaitu pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, raja keempat Majapahit 1350-1389 masehi.*(Ning). 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda