Wujudkan Indonesia Bebas ODOL 2023, BPTD Wilayah XI Jawa Timur Kembali Gelar Normalisasi Kendaraan - Line News Today

Rabu, 08 Desember 2021

Wujudkan Indonesia Bebas ODOL 2023, BPTD Wilayah XI Jawa Timur Kembali Gelar Normalisasi Kendaraan

Direktur Jendral Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan RI, Budi Setiyadi saat Melakukan Pemotongan Kendaraan

LN News Today(Pasuruan) - Pemerintah terus berupaya melakukan penegakan hukum secara optimal terhadap mobil barang atas pelanggaran dimensi dan muatan lebih untuk mewujudkan Indonesia Bebas Over Dimensi Over Loading (ODOL) tahun 2023. Pemerintah melalui Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XI Jawa Timur kembali menggelar normalisasi kendaraan ODOL di PT Kemasan Ciptatama Sempurna Pasuruan. 

Kepala BPTD Wilayah XI Jawa Timur, Tonny Agus Setiono mengatakan, BPTD Wilayah XI Jawa Timur sudah melakukan penilangan kendaraan baik pada saat melaksanakan Pengawasan dan Penegakkan Hukum (Gakkum) di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor dengan hasil pemeriksaan kendaraan yang melanggar sebanyak 8.502 kendaraan. 

"Normalisasi yang telah dilaksanakan BPTD Wilayah XI Provinsi Jawa Timur, ada sebanyak 1.156 unit kendaraan per bulan November 2021. Dan khusus untuk PT Kemasan sudah sudah melaksanakan normalisasi sebanyak 43 unit kendaraan, pilot projects Banyuwangi sebanyak 500 kendaraan, Gerakan Aliansi Pengemudi Indonesia Bersatu sebanyak 100 unit," ungkapnya. 

Sementara itu, lanjut Tonny,  terdapat kendaraan milik pribadi di karoseri yang sudah banyak menerima pengajuan normalisasi atas dasar keinginan masyarakat sendiri. BPTD Wilayah XI Provinsi Jawa Timur juga sudah memberikan efek jera yang sampai saat ini sudah ada dua berkas yang sudah sampai ke tahap P21 dan inkracht (kekuatan hukum tetap).


"Kemudian untuk 2 berkas lagi masih dalam proses penyidikan terkait pelanggaran odol. Saya selaku Kepala BPTD Wilayah XI Provinsi Jawa Timur acara mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dirjen Perhubungan Darat khususnya atas arahan yang diberikan, serta terima kasih banyak kepada pihak stakeholder terkait yang telah mendukung untuk menyukseskan program Indonesia Bebas ODOL 2023," katanya.

General Manager Kemasan Cipta Group, Wahyudi Sulistiya mengatakan, pihaknya sudah melakukan normalisasi sebanyak 260 unit kendaraan selama tahun 2021. "Kita sudah mulai potong semua dan peremajaan jadi yang lama kita potong sesuaikan dengan regulasi. Untuk kendaraan yang baru-baru sudah sesuai regulasi semua," katanya. 

Kemasan Ciptatama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang EPS Foam packaging (Styrofoam). Meskipun ringan, namun diakui unit kendaraan perusahaan over dimensi. Namun karena ada regulasi dari pemerintah sehingga pihak Kemasan Cipta Group mengikuti regulasi dari pemerintah tersebut untuk dilakukan normalisasi. 

"Selisihnya cuma sedikit, kita juga dapat diskresi yang yang cukup bagus dari pihak pemerintah. Kesadaran sendiri, dengan sendirinya kita mulai melakukan semuanya. Kita di jalan juga umpet-umpetan, juga repot. Sopir kita juga setengah mati, akhirnya barang tidak sampai tepat waktu. Dihitung bisnis, kalau ngomong rugi, rugi tapi untuk keselamatan manusia jauh lebih penting," urainya. 

Sementara itu, Direktur Jenderal  Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI, Budi Setiyadi mengatakan, di Jawa Timur hingga bulan November 2021 ada sebanyak 1.156 unit kendaraan yang sudah dinormalisasi. "Saya kira sudah cukup banyak sekali, saya terima kasih atas kerjasama semua pihak. Kepolisian, Kejaksaan dan juga dengan Kepala. BPTD," tuturnya. 


Saat ini hampir semua provinsi di Indonesia bergerak untuk melakukan normalisasi. Untuk mempercepat terlaksananya ODOL, salah satunya adalah dengan normalisasi. Di PT Kemasan Ciptatama Sempurna, lanjut Budi, ada 43 unit kendaraan yang dilakukan normalisasi. Normalisasi di PT Kemasan Ciptatama Sempurna kali ini merupakan tindak lanjut normalisasi sebelumnya. 

"Kalau kita lihat, angkutan di perusahaan kalau overload tidak karena yang diakui styrofoam tapi kalau lihat ukurannya kendaraan kelebihannya hampir 90 cm. Jadi saya juga berterima kasih kepada pengusaha di Jawa Timur yang sudah dengan kesadaran tinggi untuk mengikuti dengan regulasi kita. Dengan adanya ODOL ini, selain merusak jalan juga kecelakaan kita semakin banyak," paparnya. 

Budi menjelaskan, data dari PT Jasa Marga jumlah kasus kecelakaan dengan korban fatalitas sebagian besar terjadi karena truk yang over loading, over dimensi dengan kecepatan rendah. Kecelakaan dengan kendaraan kecil namun dengan kecepatan tinggi. Di Jawa Timur, Budi melihat dari indikator kerusakan jalan.

"Dari mulai Gresik, Lamongan Tuban sampai dengan perbatasan Jawa Tengah kondisi jalannya sangat rusak sekali, keriting sekali dan itu penyebabnya mobil truk over loading, over dimensi. Jika masyarakat ingin kita cepat kembali, jalan kita berfungsi baik, dan pemerintah bisa menyimpan anggaran perbaikan kerusakan jalan, marilah kita bersama-sama over loading, over dimensi dipatuhi oleh para pengusaha," tegasnya. 

Menurutnya, saat ini masyarakat sudah mulai banyak yang sadar bahwa mobil ini sebagai penyebab kecelakaan termasuk juga ada kerusakan jalan. Budi mencontohkan, di Padang, Sumatera Barat, pihaknya mendapatkan dukungan dari mahasiswa, di Bumiayu masyarakat melakukan pengamanan Jembatan Kretek dengan melakukan edukasi kepada sopir dengan kendaraan over dimensi. 

"Semua asosiasi, dari Aptrindo, Organda, Periklindo, Gaikindo, Kapsulindo, Asosiasi Kapal Feri, itu semua mendukung. Kan sudah paham betul, truk seperti ini menjadi penyebab faktor kecelakaan cukup tinggi. Nah kalau kecelakaan itu kan ada korban manusia, siapa yang bisa menghitung kerugian materiil. Rata-rata mobil truk yang dipotong itu adalah kesadaran pengemudi. Insya Allah optimis (2023 bebas ODOL, red), dengan catatan kerjasama semua pihak, pengusaha, aparat penegak hukum, kepolisian, PUPR," pungkasnya.*(Ning). 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda