Imlek, Kue Keranjang Produksi Warga Puri Sepi Pesanan - Line News Today

Sabtu, 22 Januari 2022

Imlek, Kue Keranjang Produksi Warga Puri Sepi Pesanan

Kue keranjang buatan warga desa Banjar agung, puri, mojekerto

LN News Today(Mojokerto) - Pengrajin kue keranjang di Mojokerto mengaku sepi pesanan. Jika sebelumnya jelang tahun baru Imlek, kue keranjang yang diproduksi Atik Susiana Wati Elisa (46), ramai pesanan. Namun karena pandemi, perajin kue keranjang ini sepi pesanan sejak dua tahun ini. 

Warga Desa Banjaragung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto ini mengaku, sepi pesanan. "Turun temurun dari nenek, ibu terus saya. Nenek dan kakek saya asli China, ini resep dari sana. Sudah mulai produksi sejak seminggu lalu, dua minggu sebelum Imlek," ungkapnya, Sabtu (22/2/2022). 

Istri dari Ronald Eduward (51) ini, baru melakukan pengiriman ke Surabaya dua kali sebanyak 200 biji. Namun karena pandemi, pesanannya menurun hingga 50 persen. Satu minggu produksi baru satu kwintal beras ketan, jumlah tersebut turun dibanding sebelum pandemi Covid-19. 

"Sama dengan tahun kemarin, untuk harga juga masih sama karena beras ketan dan gula harga masih sama. Iya sudah ada langganan tetap, tapi saya tawarkan ke anaknya bilangnya orang tuanya sudah tidak ada sehingga tidak pesan. Jadi turun pesanan. Kue ini adanya pas Imlek, setahun sekali. Di toko tidak ada kalau tidak pesan," katanya. 

Atik menjelaskan, ia mulai membuat kue keranjang sekitar tahun 2011 setelah sang ibu meninggal. Ia memproduksi kue keranjang dengan berat 1/2 kg per biji sehingga harus ditimbang untuk menghasilkan berat dan ukuran yang sama. Kue keranjang produksi Atik tidak menggunakan bahan pengawet. 


"Bisa bertahan hingga satu tahun. Untuk bahan dasarnya, hanya beras ketan dicampur gula pasir. Untuk takaran gula pasir dan beras ketan masing-masing, 1 : 1. Pertama gula pasir disangrai terlebih dulu sampai berwarna kecoklatan. Setelah diperoleh warna yang diinginkan gula pasir sangrai itu didinginkan," jelasnya.

Beras ketan yang sudah dibersihkan dan digiling dicampur gula pasir yang sudah disangrai ditambah air pandan sampai menjadi adonan padat. Setelah menjadi adonan kemudian adonan dituang ke dalam cetakan dan ditimbang untuk menyamakan takarannya. Kue yang sudah dicetak dikukus selama dua jam.

"Dua jam, tidak boleh kurang, tidak boleh lebih karena kalau lebih dua jam warnanya lebih gelap dan kalau kurang dari dua jam warnanya terang. Jadi harus dua jam kukusnya, setelah itu diangkat dan didinginkan. Dikukus selama dua jam dengan menggunakan kompor minyak tanah karena panasnya merata," tuturnya. 

Kue keranjang yang telah matang kemudian dikemas dengan plastik dan diberi label dengan Bahasa Mandarin. Karakteristik bentuk kue keranjang yang baru dibuat satu atau dua minggu ini masih dalam kondisi lembek dan lengket. Kue keranjang tersebut akan mengeras sekitar satu bulan.

"Ada yang suka menikmati kue keranjang dipotong kecil-kecil jadi harus dikukus dulu kalau sudah mengeras. Apalagi kalau dimasukkan dalam kulkas dalam waktu yang lama, bisa mengeras sehingga saat mau menikmatinya harus dikukus terlebih dahulu," pungkasnya.*(ning). 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda