Bupati Mojokerto, Ikfina Fatmawati saat sidak di Pasar Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. |
LN News Today(Mojokerto) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto akan menerjunkan Tim Satgas Pangan untuk menelusuri mahalnya harga minyak goreng di pasaran. Hal ini ditegaskan Bupati Mojokerto, Ikfina Fatmawati goreng di pasaran. Hal ini disampaikan saat mengecek langsung harga minyak goreng di Pasar Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini mengecek harga minyak goreng di sejumlah pasar. Alhasil, harga minyak goreng di Pasar Kedungmaling masih di atas Rp14 ribu yakni Rp18.500 per liter.
"Ya alhamdulillah. Jadi ini tadi di lapangan salah satu masalah yang dihadapi penjual eceran itu adalah mereka masih membeli minyak goreng pada saat kulakan yang harganya masih mahal. Kalau yang belinya itu sedikit-sedikit kelihatan itu mereka tidak terlalu berat," ungkapnya, Jumat (28/1/2022).
Namun jika para pedagang membeli dalam partai besar lebih yakni dari 50 dos maka akan menjadi masalah. Menurutnya, meski pemerintah pusat sudah mengumumkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng akan mulai disesuaikan per 1 Februari 2022, pihaknya akan mencari solusi terkait masih tingginya harga minyak goreng di pasaran.
"Kalau tidak ada solusi, kasihan barang-barang yang sudah dibeli itu nanti tidak akan bisa dijual karena pasti akan rugi. Kabupaten Mojokerto akan menurunkan Satgas Pangan untuk segera mengidentifikasi kasus yang sama dengan pembelian kulakan yang sudah dalam jumlah partai besar untuk segera dicarikan solusi bagimana jalan keluarnya. Seperti itu," katanya.
"Bukan penimbunan karena belinya sudah tahun kemarin. Jadi tadi disampaikan, dia bilang belinya supaya beli murah kan memang harus besar. Untuk itu, Satgas Pangan akan turun identifikasi segera, selama ini kan belum ada mengecek. Stok berapa? Beli kemarin dimana? Harga beli berapa? Harus ada komunikasi kalau barang tinggal 6 kan tidak masalah tapi kalau stok berdus-dus kan jadi masalah," urainya.
Selain menerjunan Tim Satgas Pangan, melalui Disperindag Kabupaten Mojokerto juga menggelar Operasi Pasar (OP) di tujuh pasar di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 10 ribu liter minyak goreng yang disiapkan, 60 persen khusus untuk Industri Kecil Menengah (IKM), sisanya sebesar 40 persen untuk masyarakat umum.
"Masyarakat agar tidak mengalami panic buying, pemerintah melalui Disperindag menyampaikan ke masyarakat jika minyak goreng tidak ada keterbatasan barang. Pemerintah kedepannya ada kebijakan-kebijakan memberikan subsidi sehingga harganya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan beli masyarakat. Jadi tidak perlu royokan," tegasnya.
Salah satu pembeli, Mujiati (30) membenarkan, jika harga minyak goreng di pasaran masih mahal sehingga saat ada Operasi Pasar (OP) khusus minyak goreng, ia turut mengantre. "Iya masih mahal memang. Yang Rp14 roni di minimarket sudah tidak ada lagi. Tiap hari cek selalu habis, katanya tidak ada barangnya. Kita tidak tahu. Harapannya turun normal seperti dulu, Rp12," tegasnya.*(ning).