![]() |
Presiden RI Jokowi meresmikan program Bioethanol Tebu Untuk Ketahanan Energi di PT Enero (Energi Agro Nusantara) Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. |
LN News Today(Mojokerto) - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Mojokerto. Ada dua lokasi yang menjadi lokasi kunker yakni PT Enero (Energi Agro Nusantara) Desa Gempolkrep dan kebun tebu Temu Giring, Desa Batangkrajan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
"Pemerintah telah memulai sesuatu yang baru terkait urusan tebu. Yakni revitalisasi industri gula dan pemanfaatan bibit tebu dari negara Brazil. Dalam lima tahun kedepan kita bisa mandiri dan ketahanan pangan utamanya gula bisa kita lakukan sendiri tanpa harus impor," ungkapnya, Jumat (4/11/2022).
Dibutuhan kerjasama yang baik antara petani dan pabrik gula dalam meningkatkan produktivitas gula. Pemerintah juga akan segera merejamakan mesin-mesin pengolahan di seluruh pabrik gula untuk memaksimalkan hasil tanaman tebu dan sistem penanaman yang baik dan modern, dapat mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan terutama gula.
"Saya perintahkan pada menteri BUMN menyiapkan bibit varietas yang paling baik, oleh sebab itu kita bekerja sama dengan Brasil. Kalau kita bisa betul-betul menyiapkan 700 ribu hektar, kita akan mandiri, kita akan swasembada gula dalam 5 tahun ke depan, sekarang sudah dapat 180 ribu hektar," jelasnya.
"Kalau swasembada gula bisa tercapai, larinya sebagian bisa masuk ke etan, kita mulai dengan E5 dulu, berjalan, kemudian E10, E20, kita main dulu untuk B20, B30, untuk sawit ini sama. Saya senang ini sudah ketemu, jurusnya. Gula di satu sisi juga menghasilkan molase sehingga nantinya selain gulanya terpenuhi, karena sisi gulanya menghasilkan molese," tegasnya.
Molase merupakan produk dari industri pengolahan gula tebu atau gula bit yang berfungsi sebagai media pemeliharaan bakteri dalam proses pembuatan probiotik yang dipakai untuk membangun industri etanol dan industri bioetanol yang akan memperkuat ketahanan energi.
"Untuk memproduksi E5, kebutuhannya mencapai kurang lebih 350 ribu KL/per tahun. Sementara, produksi pabrik PT ENERO dapat memproduksi bioethanol sekitar 30 ribu KL, artinya untuk E5 saja dibutuhkan 10 pabrik seperti PT ENERO. Jika nanti masuk ke E20, maka kebutuhan bioetanol cukup besar. Separuh energi yang digunakan adalah BBM yang 50 persen impor semuanya," pungkasnya.*(ning).